Jumat, 02 Desember 2022

Bab 3 Novel Istri Kecil CEO Lumpuh

Halo teman-teman, buat kalian pembaca setia website ini, kali ini mimin mau share Novel terbaru yaitu Novel Istri Kecil CEO Lumpuh. Novel yang terdiri dari 184 BAB ini benar-benar menguras emosi dan airmata loh. Penasaran kan dengan alur ceritanya?

Ayo kita simak Novel Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 3 Berikut ini.



Novel Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 3


Eidra keluar dari kamar suaminya dengan mulut komat Kamit seperti dukun baca mantra. Ditangannya membawa nampan kosong yang dia bawa masuk tadi.


"Kenapa Nona?". Julio yang melihat istri Tuan-nya itu terheran-heran melihat Eidra seperti sedang kesal keluar dari kamar suaminya


"Tuan menyebalkan mu itu , menolak ku beri makan". Celetuk Eidra kesal. Tangannya kembali mengambil piring dan mengisinya dengan makanan.


"Saya sudah mengatakan pada Nona , bahwa Tuan tidak akan mau makan". Seru Julio sedikit menunduk memberi hormat.


Eidra memincingkan mata kesal "Ck , Tuan-mu itu sangat payah sekali. Bagaimana mau sembuh makan saja tidak mau. Dia pikir tubuhnya robot apa? Yang bisa tahan tanpa dikasih makan. Robot saja dikasih baterai biar bisa berfungsi". Omel Eidra tangan nya masih mengambil makanan dalam piringnya.


"Nona mau kemana?". Tanya Julio melihat Eidra kembali membawa nampan berisi makanan.


"Memberi Tuan-mu itu makan. Aku tidak mau dia sakit. Nanti aku yang repot. Aku ini dokter tulang bukan penyakit dalam". Tungkas Eidra meninggalkan Julio.


"Nona.....".


Julio menghela nafas berat. Baru kali ini ada orang yang berani mengomeli Tuan-nya. Semua pelayan tunduk dan takut kepada Tuan lumpuh itu. Siapa saja yang berani memaksanya maka akan menjadi amukkan dari pria yang duduk dikursi roda itu.



Eidra masuk kembali kedalam kamar Edgar. Edgar yang tengah memainkan ponselnya terkejut melihat istrinya masuk dengan kembali membawa nampan. Sementara dilantai makanan dan bekas piring pecah masih berserakkan


"Apa yang kau lakukan?". Tanya Edgar menatap istrinya. Dia tidak suka pada orang yang masuk kamarnya sembarangan "Kau tahu kan dikamar ini ada peraturan? Tidak boleh masuk tanpa mengetuk?". Edgar mengintrogasi istrinya.


"Sudahlah Tuan , jangan marah terus. Sebaiknya kau makan saja , jangan banyak protes. Aku tidak mau tahu kau harus habiskan makanan ini". Tegas Eidra meletakkan nampan itu diatas nakas. Dia mengambil ponsel suaminya secara paksa.


"Kau..........". Baru saja ingin protes Eidra sudah memasukkan nasi itu kedalam mulut Edgar hingga membuat pria itu terdiam.


"Makan yang banyak Tuan. Kau tahu , tubuhmu butuh energi. Kau tahu juga kan makanan adalah bagian terpenting dari hidup kita. Jadi makanlah sebanyak mungkin supaya tubuhmu sehat dan tidak sakit". Celetuk Eidra sambil menaik turunkan alis nya menggoda sang suami.


"Kau.........". Kembali Eidra menyuapi suaminya tanpa memberi kesempatan untuk pria itu protes.


"Jangan bicara sambil makan Tuan , nanti kau terselek". Sindir Eidra


Uhuk Uhuk Uhuk Uhuk


"Minum". Eidra membantu suaminya minum. Dia tersenyum kemenangan saat suaminya tak berkutip.


"Buka mulutmu Tuan". Eidra menyuapi lagi suaminya. Edgar tak bisa membantah dia membuka mulutnya agar makanan itu bisa masuk kedalam perutnya. Makanan enak yang baru pertama kali Edgar rasakan. Bahkan makanan ini lebih lezat dari masakkan koki andalannya.


"Hebat Tuan , kau mampu menghabiskan makanan ini". Eidra bertepuk tangan senang.


"Minum dulu". Dia kembali membantu Edgar minum.


"Sekarang minum obatmu". Senyum Eidra. Dia tahu pria didepannya ini marah dan emosi tapi dia tidak mau tahu.


"Tunggu dulu Tuan". Cegah Eidra


"Kenapa?". Edgar mengerjitkan dahi nya heran.


Eidra melihat obat yang biasa dikonsumsi suaminya itu. Keningnya berkerut ketika melihat obat yang diminum suaminya.


"Tuan , dari mana kau dapat obat ini?". Tanya Eidra , tangannya masih memegang butir obat itu.


"Dokter".


"Ckk , dasar dokter gadungan". Cibir Eidra Membuat Edgar bingung "Tuan , kau tahu? Obat ini bukan untuk menyembuhkan lumpuhmu. Tapi ini malah membuat syaraf tulangmu mati". Jelas Eidra membuang obat itu ke tong sampah "Aku akan meracikkan obat untukmu. Sebaik kau istirahat saja Tuan". Seru Eidra berdiri dan membereskan piring bekas suaminya.

Edgar terdiam. Pantas saja sudah lebih dari sepuluh tahun dia mengkonsumsi obat itu tidak ada perubahan sama sekali di kakinya. Ketika dia terapi , dokter mengatakan ada racun yang bersarang ditulangnya. Apa obat itu?



Edgar menatap sang istri yang tengah membersihkan pecahan gelas dan juga piring dilantai. Entah kenapa hatinya merasa bersalah saat melihat wajah polos itu?


"Suruh pelayan saja yang bersihkan". Ucap Edgar tak tega melihat istrinya seperti pembantu. Padahal dia juga yang menginginkan istrinya jadi pembantu.


Eidra malah tersenyum "Tidak Tuan. Tidak sembarangan orang bisa masuk kedalam kamar kita. Itu privasi".


Edgar terdiam ketika Ei mengatakan kamar kita. Entah kenapa hatinya tiba-tiba menghangat. Sesuatu yang tidak pernah Edgar rasakan.


"Istirahat lah Tuan. Aku akan membersihkan semuanya. Jika kau butuh apa-apa , panggil saja aku". Eidra berlalu meninggalkan Edgar yang tak ada niat merespon ucapannya.


Edgar masih terdiam , dia mencerna ucapan istrinya. Obat yang dia konsumsi menyebabkan lumpuhnya permanen.


"Julio , ke kamarku". Perintahnya melalui intercom.


Tidak lama kemudian Julio masuk dengan sedikit tergesa-gesa.


"Ada yang bisa saya bantu Tuan?". Tanya Julio


"Siapa yang meresepkan obat untukku?".


Julio menautkan kedua alisnya "Dokter Susi Tuan". Sahut Julio


"Siapa yang menyuruhnya?".


"Tuan Besar dan Nyonya Besar Tuan".


Edgar tersenyum sinis. Dia yakin jika kedua orangtuanya lah yang merencanakan ini. Edgar tahu jika orangtuanya tak ingin dia sembuh dan menjadi penerus bisnis EKB Corp. Padahal perusahaan itu miliknya.


"Baik kau boleh keluar".


"Saya permisi Tuan". Julio berlalu.


"Julio?". Langkah Julio terhenti


"Iya Tuan. Ada yang bisa saya bantu?". Tanya Julio.


"Siapkan pakaian terbaik dan terbagus untuk istriku. Pastikan tidak ada yang terbuka , karena aku tidak suka melihatnya". Tintah Edgar


Julio terkesiap , dia menatap bingung kearah Tuan-nya "Baik Tuan". Meski bingung dan dipenuhi dengan tanda tanya namun Julio tetap mengikuti perintah sang Tuan.


Edgar menarik nafas. Dia menyenderkan punggungnya dikursi roda. Sepuluh tahun lamanya dia duduk dikursi roda dan hidup terasingkan. Semua orang menghina dan mencacinya , dia bahkan dibuang ke villa yang jauh dari perkotaan.


Sejak kecelakaan itu. Hidup Edgar tak lagi seperti dulu. Kaki nya yang lumpuh permanen dan tidak ada harapan untuk sembuh. Uang berlimpah dan harta yang tak bisa dihitung dengan jari tetap tak bisa membuatnya berjalan kembali.


Edgar membenci kedua orangtuanya. Setelah kecelakaan itu , kedua orangtuanya tak pernah menjengguk atau sekedar menanyakan kabar dirinya. Hidupnya sungguh miris. Hanya Julio dan beberapa pelayan lainnya yang setia menemani pria tampan berusia 35 tahun itu. Meski usianya sudah matang , namun Edgar tetap lah pria tampan dengan sejuta pesona.


Novel Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 3 Selesai

Gimana? seru bukan? Makin penasaran kan dengan kelanjutannya? Ikuti terus website kami untuk mendapatkan update terbaru dari Novel romantis pilihan kalian dan Novel genre lainnya dapat kalian baca pada webnovel, wattpad, innovel dan masih banyak lainnya.

Untuk membaca kelanjutan bab-nya kalian bisa klik navigasi yang ada dibawah ya. Jangan lupa juga untuk rajin membaca di website ini, biar mimin makin semangat updatenya. Terima Kasih dan Selamat Membaca !


Dapatkan update Novel Terbaru pilihan dari kita dan sudah aku susun daftar lengkap novelnya ya free buat kalian yang suka baca. Mari bergabung di Grup Telegram "Novel Update", caranya klik link https://t.me/novelkupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca Juga Novel Lainnya Dibawah yang Pastinya Seru Juga :

Bab Selanjutnya
Bab Sebelumnya

Berkomitmen untuk menyajikan artikel yang dapat menambah wawasan bagi para pembaca.

0 komentar: